Jumat, 25 April 2008

MANAJEMEN INFORMASI DALAM PENDIDIKAN


إن الله يحب إذا عمل أحدكم العمل أن يتقنَهُ
(رواه الطبراني)

“Sesungguhnya Allah Sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, terarah, jelas dan tuntas / dengan manajemen yang baik)”
(HR. Thabrani)

KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Allah Ta’ala Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat serta hidayah – Nya kepada kita semua sehingga kita masih dapat menapaki jalan yang lurus yakni agama Islam, dan dengan rahmat – Nya pula penulis dapt menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga dapat tercurahkan kepada Nabiyyullah sebagai Nabi akhir zaman sekaligus penutup para Nabi dan Rasul utusan Allah Muhammad saw.
Manajemen informasi merupakan suatu hal yang menyangkut perangkat manusia (brainware) yang akan mengimplementasikan sistem yang akan dibangun, serta mengembangkan teknologi informasi yang sejalan dengan kebutuhan lembaga pendidikan Islam dan perkembangan lembaga pendidikan Islam di masa mendatang.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membaca dan mengambil pelajaran darinya.
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

Lembaga pendidikan merupakan sebuah organisasi besar yang berfungsi sebagaia pengantar peserta didik menuju kearah pendewasaan akal dan perubahan tingkah laku. Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini sangat berpengaruh terhadap kemajuan organisasi yang dapat menimbulkan persaingan antar lembaga pendidikan lain, masing – masing lembaga ingin lebih maju cepat dibanding yang lain dengan mengacu pada tujuan pendidikan yang telah dicanangkan, untuk mencapai tujuan, tiap organisasi memerlukan manajemen yang tepat dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, dan keseluruhan kegiatan manajemen itu memerlukan dukungan informasi.

Dalam organisasi, pekerjaan informasi itu sangat rumit. Pekerjaan tersebut terdapat pada seluruh organisasi yaitu pada setiap unit kerja yang ada dalam organisasi, sesuai dengan tingkat operasional dan tingkat manajemen masing – masing unit.

Sebagaimana lembaga pendidikan sebagai suatu organisasi pendidikan, di sana ada arus informasi yang berjalan dari satu unit ke unit yang lainnya, agar masing – masing unit dapat bekerja mencapai tujuan, untuk kemudian secara bersama – sama saling mendukung untuk mencapai tujuan organisasi. Kerjasama informasi sebagai dukungan terhadap kegiatan organisasi dapat dikatakan sebagai kerjasama mengelola informasi dlam suatu organisasi di bawah satu lokal yang sama.

Kebutuhan lembaga akan informasi tergantung pada fungsi operasional, kebutuhan ini terdapat dalam dua hal yaitu isi dan ciri informasi.

Dalam sebuah perusahaan, kebutuhan isi informasi dalam unit pemasaran akan memerlukan data mengenai pelanggan, penjual dan sebagainya, sedangkan di lembaga pendidikan, kebutuhan wakil kepala sekolah bidang kurikulum (waka kurikulum) akan memerlukan data mengenai dasar – dasar pengembangan kurikulum, pengembangan komponen kurikulum dan sebagainya. Sedangkan ciri informasi diperlukan berbeda juga dengan fungsi unit dalam satu unit dalam lembaga pendidikan.

Informasi diperlukan manusia untuk menyelesaikan berbagai keperluan hidupnya, termasuk kehidupannya di dalam pekerjaan organisasi, mendukung setiap kegiatan manusia .

BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN INFORMASI DALAM LPI

A. Pengertian Informasi

Secara ethimologi, kata informasi berasal dari bahasa Inggris “information” yang berarti keterangan . Sedangkan dalam istilah manajemen, informasi / information adalah keseluruhan yang nyata atau tidak nyata yang dapat mengurangi ketidak-pastian mengenai suatu keadaan atau peristiwa, informasi merupakan tafsiran atas data…sehingga mempunyai makna karena itu dapat pula dikatakan bahwa informasi itu adalah data yang telah diproses ke dalam bentuk bermakna. Informasi menambah gambaran dan menunjukkan kepada penerimanya sesuatu yang belum diketahui sebelumnya . Atau informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu .

Beberapa tokoh dan ahli mengemukakan pengertian yang berbeda tentang informasi.
Menurut Gordon B. Davis dalam bukunya Management Information System : Conceptual Foundations, Structures, and Development menyebut informasi sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata, berupa nilai yang dapat dipahami dalam di dalam keputusan sekarang maupun masa depan .

Menurut Barry E. Chusing dalam buku Accounting Information System and Business Organization, dikatakan bahwa informasi merupakan sesuatu yang menunjukkan hasil pengolahan data yang diorganisasi dan berguna kepada orang yang menerimanya .
Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Dearden dalam bukunya Accounting Information Systems: Concepts and Practise mengatakan informasi sebagai kenyataan atau bentuk – bentuk yang berguna yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan bisnis .
Sedang data merupakan bentuk jamak dari “Datum” yang berarti informasi. Data dapat berupa apa saja dan dapat ditemui dimana saja . Atau data adalah fakta yang terolah atau terorganisasi dengan sistematis .

Di atas telah dikatakan bahwa informasi adalah data, kedua istilah ini baik informasi atau data seringkali dipergunakan dengan bergantian, namun kedua konsep ini sebenarnya ada perbedaan yang cukup prinsipil.

Perbedaan yang biasanya dibuat ialah dengan mengatakan bahwa data adalah “bahan baku” yang harus diolah sedemikian rupa sehingga berubah sifatnya menjadi informasi .

Sedangkan kata Gordon B. Davis dan Margrethe H. Oslon, informasi umumnya didefinisikan sebagai data yang bermakna atau berguna bagi penerima. Berbeda dengan informasi, data merupakan pernyataan (Statements), kenyataan (Facts), atau angka (Figures) yang mungkin cermat tetapi dalam konteks yang sebenarnya mempunyai makna atau relevansi yang kecil saja. Kendatipun demikian, data, bila relevan dengan masalah yang spesifik, akan menjadi informasi setidak – tidaknya diperlukan dua macam proses untuk membantu data agar berubah menjadi informasi. Pertama, pemisahan yang berguna dari yang tidak berguna dan yang berkaitan dari yang berlebihan. Kedua, penarikan kesimpulan atau keputusan umum yang didukung oleh data. Karena itu, relevansi informasi tergantung pada kegunaannya, sedangkan kegunaan informasi tersebut tergantung pada berbagai faktor, seperti waktu, tempat, bentuk, semantik (arti kata – kata), ketelitian penyampaian dan pengolahan data, dan tujuan si penerima informasi .

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu hasil pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi orang yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan.

Dalam pembahasan manajemen informasi terdapat istilah – istilah yang tidak dapat dilepaskan darinya, seperti Informasi Manajemen adalah informasi yang dibutuhkan oleh manajer puncak (dalam lembaga pendidikan adalah kepala sekolah) dalam pembuatan keputusan. Sistim Informasi Manajemen (Management Information System) adalah pendekatan yang terorganisasi dan terencana untuk memberi eksekutif bantuan informasi yang tepat yang memberi kemudahan bagi proses manajemen.

B. Jenis – Jenis Informasi

Jika dipandang dari jenis kegiatan substantif dan fasilitatif yang terdapat pada tiap organisasi, maka informasi dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:

1. Informasi Substantif

Informasi substantif adalah informasi yang berkaitan dengan kegiatan substantif. Kegiatan substantif adalah kegiatan pokok dari suatu organisasi. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan atau bidang utama dari suatu organisasi, sesuai dengan tujuan utama dari organisasi bersangkutan . Contoh kegiatan pokok di lembaga pendidikan Islam adalah masalah – masalah yang berkaitan dengan pendidikan seperti, pengembangan kurikulum, proses belajar – mengajar, dsb.

2. Informasi Fasilitatif

Informasi fasilitatif adalah informasi yang berkaitan dengan kegiatan fasilitatif. Kegiatan fasilitatif adalah kegiatan pendukung dari suatu organisasi .

Selain itu, jenis informasi dapat di kelompokkan berdasarkan isi informasi, bentuk informasi, dan keluaran informasi:

1. Isi Informasi

Informasi biasanya disebut berdasarkan isi pokok atau subjek (subject) dari informasi bersangkutan. Subyek tersebut adalah mengenai suatu kegiatan atau bidang kegiatan tertentu, mulai dari tingkat sujek yang luas sampai pada tingkat yang sempit.

2. Bentuk Informasi

Berdasarka pada bentuknya, maka informasi dapat dibedakan dalam delapan bentuk informasi, yaitu:

a) Informasi Uraian

Adalah informasi yang disajikan dalam bentuk uraian cerita yang panjang atau singkat yang berisikan kalimat – kalimat yang ringkas dan jelas. Informasi ini bisa dalam bentuk laporan, notulen, surat atau memo.

b) Informasi Rekapitulasi

Adalah informasi ringkas dengan hasil akhir dari suatu perhitungan (kalkulasi) atau gabungan perhitungan yang berisikan angka – angka yang disajikan dalam bentuk kolom – kolom, contoh neraca, rekening, daftar pembelian, kalkulasi harga dan sebagainya.

c) Informasi Gambar

Adalah informasiyang dibuat dalam bentuk gambar atau bagan, misalnya gambar konstruksi, dan bagan organisasi.

d) Informasi Model

Adalah informasi dalam bentuk formulir dengan model – model yang dapat memberikan nilai ramalan atau prediksidan nilai – nilai lain seperti nilai hasil pemecahan persoalan yang optimal sebagai alternatif bagi pembuatan keputusan. Dengan model yang memberikan nilai ramalan, manajemen dapat meramalkan jauh beberapa tahun kedepan berbagai dampak positif dan negatif yang akan mempengaruhi keputusan yang dibuat.

e) Informasi Statistik

Adalah informasi yang disajikan dalam bentuk angka yang ditunjukkan dalam bentuk grafik atau table. Dari pengolahan statistik dapat disediakan informasi dalam bentuk nilai – nilai koefisien seperti variasi, korelasi, determinasi, dan regeresi.

f) Informasi Formulir

Adalah informasi yang dibuat dalam bentuk formulir dengan format (kolom) isian yang sudah ditentukan dajn yang disesuaikan dengan keperluan kegiatan masing – masing.

g) Informasi Animasi

Adalah informasi dalam bentuk gambar animasi dengan suara dan video. Informasi ini dapat disebut informasi multimedia.

h) Informasi Simulasi

Adalah informasi mengenaisuatu kegiatan nyata pada suatu situasi atau peralatan yang dibuat dalam bentuk serupa tetapi dengan ukuran kecil atau dengan layar komputer menjadi mirip seperti ukuran sebenarnya.

3. Keluaran Informasi
Pengelompokan informasi berdasarkan hasil olahan computer yaitu sebagai keluaran (out put) komputer umumnya dibagi menjadi dua bentuk, yaitu:

a) Laporan

i. Laporan Periodik (periodics reports)

Disebut juga laporan terjadwal (scheduled reports). Laporan ini diproduksi menurut interval tetap atau reguler (harian, mingguan, bulanan) dan menggambarkan informasi rutin dalam bentuk detail maupun kesimpulan.

ii. Laporan Atas Permintaan (unscheduled reports)

Kadang disebut sebagai laporan tidak terjadwal (unscheduled reports) yang diproduksi hanya bila diminta. Laporan disiapkan atas permintaan khusus.

iii. Laporan Perkecualian (exception reports)

Laporan ini dibuat secara otomatis oleh sistem informasi bila situasi kekecualian terjadi, yang memerlikan perhatian manajemen. Laporan ini biasanya dibuat karena situasi atau kondisi tidak memuaskan.

iv. Laporan Spesial (special reports)

Laporan ini disiapkan untuk keperluan bersifat informasional yang tidak terantisipasi. Laporan spesial diminta sebagai hasil dari beberapa kejadian yang signifikan tetapi sama sekali tidak terduga sebelumnya.

v. Laporan Prediktif (predictif reports)

Laporan ini disiapkan dengan menggunakan teknik analisis statistik , simulasi, atau model. Laporan ini mencoba meramalkan kecenderungan masa depan.

b) Jawaban Pertanyaan

Sebagai alternatif dari laporan pada sistem informasi, maka administrator / kepala lembaga pendidikan dapat juga mengajukan pertanyaan (inquires).

C. Kontrol Informasi

Kontrol adalah proses yang mengukur prestasi yang berjalan dan menuntun kearah tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Esensi kontrol terletak pada pengawasan langkah – langkah yang ada kaitannya dengan hasil yang diinginkan yang ditentukan di dalam proses perencanaan .

Landasan kontrol dalam Islam adalah sebagai berikut:

1. تواصوا بالحق saling menasehati atas dasar kebenaran dan norma yang jelas. Tidak mungkin sebuah kontrol akan berlangsung dengan baik tanpa norma yang jelas . Begitu juga informasi harus dikontrol atas dasar kejelasan, sehingga apa yang didapat dari informasi dapat diolah dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan lembaga pendidikan Islam.

2. تواصوا بالصبر saling menasehati atas dasar kesabaran. Pada umumnya, seorang manusia sering mengulangi kesalahan – kesalahan yang pernah dilakukan, oleh karena itu diperlukan تواصوا بالصبر . Karena kontrol harus teliti, maka iapun harus dilakukan dengan berulang – ulang sehingga membutuhkan kesabaran.

3. تواصو بالمرحمة saling menasehati atas dasar kasih sayang , tujuan melakukan pengawasan, pengendalian dan koreksi adalah untuk mencegah seseorang terjerumus kedalam informasi atau sesuatu yang salah, agar informasi yang diterima benar – benar valid untuk kebutuhan lembaga.

Elemen – elemen esensial dalam tiap sistem kontrol adalah sebagai berikut:

1. Tujuan yang ditentukan sebelumnya, demikian juga rencana, kebijaksanaan, standar, norma, aturan keputusan, kriteria atau tolok ukur.
Usaha untuk meramalkan kejadian yang akan datang merupakan dasar untuk menafsirkan kejadian yang aktual sedang berjalan.

2. Alat pengukur untuk kegiatan yang sedang berjalan (bila mungkin secara kuantitatif).

Merupakan pengukuran prestasi aktual, langkah ini pada umumnya menuntut perhatian khusus dan pengeluaran, karena pencatatan dan laporan – laporan haruslah disusun untuk menyampaikan informasi.

3. Alat untuk pembanding kegiatan yang sedang berjalan dengan kriteria.

Elemen ini melibatkan studi pertautan, gunanya, pembandingan prestasi yang lalu dengan prestasi yang sudah direncanakan ialah tidak hanya untuk mengetahui apabila ada kesalahan, tetapi juga untuk memungkinkan kepala lembaga pendidikan untuk meramalkan problem di masa mendatang, kontrol yang baik akan memberikan informasi secepatnya dan sevalidnya sehingga hambatan – hambatan dalam manajemen dapat dicegah.

4. beberapa sarana koreksi atas kegiatan yang sedang berjalan seperti untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Elemen ini adalah tahap membuat koreksi yang melibatkan suatu keputusan untuk tidak melakukan apapun apabila prestasi tidak terkontrol.
Dua tipe dasar kekeliruan yang menghinggapi kepala lembaga dalam mengambil tindakan korektif adalah:
a. Mengambil tindakan justru ketika tidak diperlukan.
b. Salah mengambil langkah justru ketika langkah korektif diperlukan.
D. Pengelolaan Informasi

Telah dijelaskan di atas bahwa informasi merupakan data sehingga pengelolaan informasi tekait dengan pengolahan data untuk menjadi sebuah informasi yang akan berguna bagi lembaga.

Di dalam sebuah organisasi / lembaga baik kependidikan atau bukan, pengelolaan informasi sangat penting, baik untuk kepentingan pengambilan keputusan yang bersifat taktis ataupun strategis.

Semua unit kerja mempunyai kepentingan dengan informasi dalam menyelenggarakan tugasnya masing – masing. Setiap unit memerlukan informasi dan sekaligus menghasilkan informasi. Karena itu pekerjaan informasi ada pada setiap unit kerja .
Pengolahan data menjadi informasi disebut juga sebagai proses, transformasi, atau manipulasi data menjadi informasi. Bentuk pengolahannya dapat terdiri dari klasifikasi, sortir, kalkulasi, dan penyimpulan. Alat pengolahnya dapat dikelompokkan menjadi alat pengolah manual, mesin manual, mesin elektrik, dan komputer , hasil pengolahan data tadi disebut sebagai sebuah informasi, baik berupa bentuk laporan, model deskriptif, dan bentuk statistik.

Informasi kemudian dianalisis sebagai bahan pengambilan keputusan . Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan informasi merupakan analisis tehadap segala bentuk informasi baik yang berupa laporan, model deskriptif, dan bentuk statistik yang digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan.

Adapun media sebagai pengolah informasi adalah:

a. Manusia

Sebuah model sederhana mengenai manusia sebagai pengolah informasi terdiri dari indera penerima (mata, telinga, hidung dan sebagainya) yang menerima isyarat dan meneruskannya kepada unit pengolah (otak sebagai penyimpan). Hasil olahan adalah respons / tanggapan keluaran (secara fisik, ucapan, tulisan, dan sebagainya) .

b. Pemrograman

Di dalam pengelolaan informasi dengan pemrogaman ada 4 (empat) cara pengolahan informasi yaitu:

1) Klasifikasi (Classification)

Klasifikasi adalah pengelompokan data berdasarkan kesamaan karakteristik ke dalam grup atau kelas . Misalnya KRS (Kartu Rencana Studi) mahasiswa, dikelompokkan menurut mata kuliah, sehingga diperoleh jumlah mahasiswa per-mata kuliah.

2) Kalkulasi (Calculating)

Kalkulasi adalah kegiatan pengolahan data dalam bentuk penghitungan angka – angka (arithmetic). Manipulasi angka – angka dari data disebut kalkulasi (perhitungan). Kalkulasi dapat berupa penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, pemangkatan, pengakaran, dan sebagainya . Contohnya adalah pada perhitungan gaji guru dan karyawan, maka jumlah jam mengajar / kerja dikalikan dengan besar bayarannya perjam mata pelajaran (untuk guru).

3) Sortir (Sorting)

Sesudah data diklasifikasikan, biasanya dalam pengolahan masih diperlukan lagi penyusunan atau pengelompokan lebih lanjut dalam bentuk urutan (sequence) dalam pembuatan informasi bentuk daftar. Sortir diperlukan terutama untuk memudahkan pencarian data catatan pada waktu informasi daftar catatan ditampilakan di layar komputer atau sesudah dicetak menjadi informasi “hardcopy”. Prosedur penyusunan data dan catatan tersebut disebut sortir . Misalnya data mahasiswa yang ada di KRS yang sudah diklasifikasikan menurut nama mata kuliah, kemudian disortir menurut urutan nomor induk mahasiswa dari nomor kecil ke nomor besar. Data urutan tersebut kemudian dibagi ke dalam bentuk kelas dengan masing – masing jumlah 30 mahasiswa sehingga sudah tersusun daftar kelas menurut urutan nomor mahasiswa.

4) Penyimpulan (Summarizing)

Agar lebih bernilai, maka data harus dipadatkan atau diringkas dengan demikian laporan hasil keluaran akan menjadi ringkas dan efektif. Penyederhanaan data dalam formulir yang lebih berdaya guna disebut penyimpulan .

Jadi penyimpulan adalah sebuah proses penyederhanaan dan pemadatan data dengan tujuan agar informasi menjadi lebih ringkas, efektif ,dan berdaya guna. Misalnya : jumlah mahasiswa dalam suatu kelas setelah diadakan klasifikasi, kalkulasi, dan sortir dalam suati kelas mata kuliah Manajemen dan Pengembangan LPI adalah 40 mahasiswa.

BAB III

PENUTUP

Manajemen informasi merupakan suatu hal yang menyangkut perangkat manusia (brainware) yang akan mengimplementasikan sistem yang akan dibangun, serta mengembangkan teknologi informasi yang sejalan dengan kebutuhan lembaga pendidikan Islam dan perkembangan lembaga pendidikan Islam di masa mendatang.

Informasi merupakan suatu hasil pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi orang yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil keputusan.

Dalam manajemen informasi, di kemukakan jenis – jenis informasi, yaitu

1. Jika dipandang dari jenis kegiatan, ada dua yaitu substantive (yang berkaitan dengan kegiatan substantive / kegiatan pokok dari suatu organisasi.) dan fasilitatif (informasi yang berkaitan dengan kegiatan fasilitatif / kegiatan pendukung dari suatu organisasi).

2. Berdasarka pada bentuknya : Informasi Uraian, Informasi Rekapitulasi, Informasi Gambar, Informasi Model, Informasi Statistik, Informasi Formulir, Informasi Animasi, dan Informasi Simulasi.

3. Keluaran Informasi :
a. Laporan, berupa ; Laporan Periodik (periodics reports), Laporan Atas Permintaan (unscheduled reports), Laporan Perkecualian (exception reports), Laporan Spesial (special reports), Laporan Prediktif (predictif reports).

b. Jawaban Pertanyaan

Kontrol adalah proses yang mengukur prestasi yang berjalan dan menuntun kearah tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Esensi kontrol terletak pada pengawasan langkah – langkah yang ada kaitannya dengan hasil yang diinginkan yang ditentukan di dalam proses perencanaan.

Di dalam sebuah organisasi / lembaga baik kependidikan atau bukan, pengelolaan informasi sangat penting, baik untuk kepentingan pengambilan keputusan yang bersifat taktis ataupun strategis.

Adapun media sebagai pengolah informasi adalah :
1. Manusia, 2. Pemrograman ada beberapa cara : a. Klasifikasi (Classification), b. Kalkulasi (Calculating), c. Sortir (Sorting), d. Penyimpulan (Summarizing).

DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Zulkifli. Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Davis, Gordon B. Sistem Informasi Manajemen Bagian I. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1999.
Hafidhudin, Didin dan Henri Tanjung. Manajemen Syari’ah dalam Praktik. Jakarta: Gema Insani Press, 2003.
Kadarman, A. M, dkk. Pengantar Ilmu Manajemen; Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Komaruddin. Ensiklopedi Menejemen. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Massie, Joseph L. Dasar – Dasar Manajemen (terjemahan). Jakarta: Erlangga, 1985.
Pengertian Manajemen Informasi. http://www.uny.ac.id/akademik/. diakses tanggal 17 April 2008.
Rizal, Yose dan David Sahrani. Kamus Populer Kontemporer. Jakarta: …….,2004.
Siagian S. P. Sistem Informasi Untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji Masagung, 1988.

Senin, 31 Maret 2008

ILMU ALAMIAH DASAR

PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk hidup yang berakal budi mempunyai rasa ingin tahu rahasia alam dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering tidak dapat menjawab masalah dan tidak memuaskan. Pada manusia kuno, untuk memuaskan diri mereka terhadap rahasia alam, mereka membuat jawaban tersendiri atas fenomena alam yang terjadi di sekitar mereka, misalnya ketika gunung meletus, mereka mencoba menjawab dengan mengatakan Yang Maha Kuasa marah.

Dari jawaban yang demikian, muncul sebuah pengetahuan yang disebut pengetahuan Yang Kuasa. Dengan menggunakan logika muncullah pengetahuan Yang Berkuasa pada lautan, hutan dan lain – lain. Pengetahuan baru tersebut merupakan kombinasi antara pengalaman – pengalaman dan kepercayaan yang selanjutnya disebut sebagai mitos.

Dengan panca inderanya tersebut, manusia memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan, termasuk gejala di alam semesta ini. Pengalaman itu akan berakumulasi karena manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap segala yang ada di alam semesta, pengalaman merupakan salah satu sarana terbentuknya pengetahuan. Pengalaman itu akan bertambah selama manusia ada di muka bumi ini dan akan mewariskannya kepada generasi berikutnya, sehingga terjadilah kemajuan ilmu pengetahuan untuk memenuhi kepusan diri terhadap fenomena – fenomena alam dengan metode ilmiah yang kemudian muncullah ilmu alamiah.


PEMBAHASAN

A. Pengantar

Dalam usaha membentuk manusia lulusan perguruan tinggi yang ahli dalam bidangnya serta berkembang pula segi – segi lainnya, maka bagi mahasiswa kelompok ilmu – ilmu sosial dan ilmu budaya diwajibkan mengambil mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Pada tahun 1972, mata kuliah ini masih dinamakan general science (Hari Purnama, 2003 : 1)

Isi mata kuliah merupakan kumpulan ilmu alam secara umum, sejak tahun 1983 diganti namanya menjadi Ilmu Alamiah Dasar yang wajib diikuti oleh para mahasiswa non – eksakta di berbagai akademi dan perguruan tinggi. Ilmu Almiah Dasar bukanlah suatu ilmu tersendiri melainkan merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep – konsep dasar dalam bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) dan teknologi.

B. Pengertian Ilmu Alamiah Dasar

Manusia dikaruniai oleh Allah berupa panca indera yang dapat menerima stimulus dari alam sekitar, dan dengan akalnya manusia dapat memberikan respon terhadap gejala – gejala alam yang menjadi suatu pengalaman.

Karena manusia mempunyai rasa ingin tahu atau kuriositas terhadap segala yang ada di alam ini, maka dengan pengalaman itu ia mengembangkan metode – metode berfikir dari masa – kemasa berikutnya sehingga pengalaman itu berakumulasi dari zaman ke zaman berikutnya.


Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta – fakta. Pengalaman itu akan bertambah terus selama manusia ada di muka bumi ini dan mewariskan pengetahuan itu kepada generasi berikutnya, pertambahan pengetahuan (knowledge) seperti yang dikemukakan didorong oleh:

1. Dorongan untuk memuaskan diri, yang bersifat non praktis atau teoris guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan isinya.
2. Dorongan praktis, yang memanfaatkan pengetahuan pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi.(Maskoeri Jasin, 1998: 9)

Kedua dorongan itu menumbuhkan kemajuan ilmu pengetahuan, dorongan pertama menuju ke ilmu pengetahuan murni (pure science) sedang dorongan kedua menuju ke ilmu pengetahuan terapan (applied science).


Ilmu Alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis artinya kegiatan manusia yang tiada hentinya dari hasil percobaan akan menghasilkan konsep, selanjutnya dari konsep itu mendorong melakukan percobaan berikutnya dan seterusnya.(Maskoeri Jasin, 1998: 10)


Ilmu alamiah atau seing disebut Ilmu Pengetahua Alam (IPA) atau ilmu kealaman (Natural Science) dan lazim digunakan dengan nama sains di dalam bahasa Indonesia.


Ilmu Alamiah merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala – gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini. Sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) hanya mengkaji konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang esensial saja.(Maskoeri Jasin, 1998: 1)


Dari beberapa uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) tidak hanya mengkaji gejala – gejala alam yang terjadi namun ia juga mengkaji proses – proses alami yang ada di alam termasuk dalam diri manusia sebagai bagian dari alam semesta. Jadi Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang esensial terhadap gejala – gejala alam termasuk manusia itu sendiri sebagai bagian dari alam dan segala yang ada di bumi ini.


C. Tujuan Ilmu Alamiah Dasar

Bagi seorang mahasiswa sebagai ”The Agent of Change” ia dituntut untuk memiliki cakrawala pandang yang luas baik dalam bidang sosial terutama dalam bidang ilmu pengetahuan alam, karena dilingkungan sosialnya ia juga menempati lingkungan alam dan ia akan menemui persoalan pengetahuan alam yang memerlukan penalaran secara komprehensip sehingga ia diharapkan dapat peka, cepat tanggap dan dapat mengambil tindakan yang tepat terhadap permasalahan alam yang ada serta bertanggungjawab terhadap berbagai masalah sosial dan budaya yang ada di masyarakat.


Dengan demikian, tujuan pengajaran Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) adalah : (Hari Purnama, 2003: 3 – 4)

1) Memperkenalkan konsep –konsep dasar dalam IPA.
2) Memberikan wawasan pengetahuan, pengertian dan apresiasi terhadap objek dan cara pemikiran serta cara – cara pendekatan alam IPA dan teknologi.
3) Memberikan bekal untuk memanfatkan bahan dan cara pemikiran, cara – cara pendekatan dan hasil – hasil dalam IPA dan teknologi.
4) Mengembangkan interaksi yang selaras dan displin ilmu aksakta dan non – eksakta.

Disamping tujuan yang telah dikemukakan, Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) mempunyai fungsi antara lain : ([Hari Purnama, 2003: 4] atau [H. Abu Ahmad & A. Supatmo, 1998: vi])

1)Mengembangkan apresiasi IPA dan teknologi kepada mahasiswa non – eksakta.
2)Mendorong dan mengembangkan kemanfaatan Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) pada perkembangan diri, ilmu dan profesi pada mahasiswa non – eksakta.

D. Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasar

Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) merupakan ilmu pengetahuan alam yang mengkaji prinsip esensial saja, sehingga ruang lingkup Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) secara garis besar meliputi:

1. Fisika (Physics)

Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda tidak hidup atau mati dari aspek wujud dengan perubahan – perubahan yang bersifat sementara. Fisika secara klasik dibagi dalam mekanika, panas, bunyi, cahaya, gelombang, listrik, magnit dan teknik mekanik, teknik sipil, teknik listrik dan termasuk dalam lingkup besar ilmu bumi dan antariksa.

2. Kimia (Chemistry)

Suatu ilmu pngetahuan yang mempelajari benda hidup dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan perubahan – perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara gari besar dibagi menjadi kimia anorganik dan kimia organik. Kedua bagian itu pada dasarnya membahas dasar keseluruhan, kemudian diikuti dengan analisis kualitatif dan kuantittif.

3. Biologi (Biological Science)

Ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan gejala – gejalanya. Biologi dibagi atas cabang – cabang antara lain :
a. Botani
Adalah suatu cabang biologi yang mempelajari tentang seluk – beluk tentang tumbuhan.
b. Zoologi
Adalah suatu cabang biologi yang mempelajari tentang hewan.
c. Morfologi
Adalah suatu studi tentang struktur luar atau bentuk luar makhluk hidup.
d. Anatomi
Adalah suatu studi tentang struktur – dalam atau bentuk – dalam makhluk hidup.
e. Fisiologi
Adalah suatu studi tentang fungsi atau faal bagian tubuh atau organ makhluk hidup.
f. Sitologi
Adalah suatu studi tentang sel secara mendalam meliputi struktur molekuler dan dan lain – lain.

Menurut Abdullah Aly dan Eny Rahma dalam bukunya Ilmu Alamiah Dasar bahwa ruang lingkup IAD adalah sbb:
1) Alam semesta dan tata surya.
2) Bumi
3) Asal mula kehidupan bumi.

Sedangkan H. Abu Ahmadi dan A. Supatmo mengelompokkan ruang lingkup IAD ke dalam lima pokok bahasan yaitu:
1) Kelahiran alam semesta.
2) Masalah tata surya.
3) Bumi
4) Asal mula kehidupan di bumi.
5) Perkembangan variabilitas makhluk hidup.

PENUTUP

Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) merupakan kajian tentang konsep dan prinsip dasar gejala – gejala alam termasuk manusia sebagai bagian dari alam semesta serta segala sesuatu yang ada di bumi.

Tujuan dan fungsi dari Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) secara umum adalah memberi wawasan kepada mahasiswa tentang konsep – konsep alam agar ia dapat peka dan tanggap terhadap masalah – masalah alam yang ada di sekitarnya serta dapat bertanggungjawab terhadap berbagai masalah alam di dalam masyarakat sebagai the agent of change (Agen Perubahan).


Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) meliputi ilmu – ilmu kealaman seperti fisika, kimia dan biologi beserta cabang – cabangnya serta implikasi dan pengaruhnya terhadap masyarakat baik secara fisik maupun psikis dalam hubungannya dengan keagamaan fitrah manusia sebagai makhluk yang berakal.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu dan A. Supatmo. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. 1998.
Aly, Abdullah dan Eny Rahma. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara. 1996.
Jasin, Maskoeri. Ilmu Alamiah Dasar; Untuk Perguruan Tinggi Non Eksakta dan Umum, Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1998.
Purnama, Hari. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.





Minggu, 09 Maret 2008

PEMBERDAYAAN KADER DALAM ORGANISASI

Dalam suatu organisasi, kader merupakan kebutuhan utama untuk menjalankan tugas keorganisasian. Pun dalam suatu struktur kepengurusan organisasi, tidak ada yang dapat mengisinya kecuali kader yang bersangkutan. Organisasi tidak pula dapat luput dari suatu tujuan yang akan dicapai untuk megukur keberhasilannya. Oleh karena itu kader-kader yang akan menjadi potensi suatu organisasi harus mampu membangun pola pikir dan sinergitas tinggi demi kemajuan dan pencapaian tujuan organisasi yang sesuai dengan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga nya ( AD / ART ).

Salah satu pemberdayaan kader dalam organisasi adalah sinergisitas kader dalam berpola pikir. Ini menyangkut hal – hal penataan kembali ( daur ulang ) fungsi kader dan paradigma kebelakang mengacu pada anggaran dasar / anggaran rumah tangganya. Untuk menata kembali pola pikir dan fungsi kader dalam organisasi. Kita dapat mengutip konsep Peter Drucker tentang “Peninggalan Terencana”nya, meskipun konsep ini awalnya berada atau bahkan dipakai dalam konteks perekonomian, namun hal ini tidak menutup kemungkinan dapat diterapkan dalam organisasi baik sosial-kemasyarakatan ataupun keagamaan.

Langkah Pertama konsep Peter Drucker adalah “Menolak kebijakan praktik dan produk organisasi yang telah usang”. Hal ini dapat kita interpretasikan bahwa semua hal, baik berupa kebijakan maupun produk suatu organisasi yang sudah tidak sesuai lagi dengan wacana dan konteks yang ada saat ini kita tinggalkan, namun tidak seluruhnya, karena barangkali masih sesuai dan dapat dipergunakan untuk mengembangkan suatu pola pikir kader, atau bahkan akan menjadi acuan dasar untuk mengembangkan kemajuan organisasi.

Menurut Peter Drucker, langkah pertama ini melibatkan pengkajian ulang misi organisasi, pelanggan, nilai pelanggan, hasil dan rencana – rencana guna mencapai tujuan organisasi. Untuk itu kita perlu memeriksa lagi, menilai tatanan organisasi, sasaran suatu kegiatan, mengkaji tujuan organisasi serta menganalisis kedepan tujuan itu, dan mengabaikan apa yang telah menjadi usang, tidak sesuai dengan perkembangan jaman serta tidak tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Langkah kedua adalah “Mempelajari kembali kekuatan kebutuhan, dan pendekatan kepemimpinan organisasi ; pengalokasian dan pengembangan sumber daya manusianya ; pengomunikasian misi dan nilai – nilainya ; dan keragamannya”.

Untuk merebut perubahan masa depan, diperlukan penciptaan keterpaduan pola pikir dengan mempelajari gejala – gejala yang ada, yang dapat membuat organisasi maju dengan kekuatannya, peluang – peluang, potensi kader dalam analisis suatu problem, arus komunikasi kader baik intern organusasi maupun ekstern dengan pihak lain.

Langkah ketiga adalah “Introspeksi dan perencanaan untuk pengembangan pribadi. Dengan menyelaraskan rencana masa depan organisasi dengan rencana kepemimpinannya dan rencana – rencana pribadi kita sendiri, kita akan menjadi lebih terpadu dan inofatif ”.

Diperlukan evaluasi serta introspeksi diri agar dapat mengembangkan kepribadian serta secara fokus dan sungguh – sungguh dalam memikirkan, berkomitmen dan memegang amanat organisasi, namun tidak meninggalkan kepentingan diri, sehingga ia dapat maju bersama organisasi serta dapat berinofasi untuk kemajuan organisasi, serta menumbuhkan nilai keyakinan diri yang sama dengan organisasinya.

Akhirnya, cita – cita perubahan menuju ke arah yang lebih baik tergantung pada diri pribadi kita sebagai kader suatu organisasi, tidak hanya bermimpi untuk maju dan berubah namun tidak ada usaha, sinergi / keterpaduan pola pikir, solidaritas antar anggota serta komunikasi yang baik antar intern ataupun ekstern organisasi.

Kamis, 17 Januari 2008


KOMPETENSI GURU

Tidak diragukan lagi, bahwa pendidikan di Indonesia menuju kepada perkembangan dan kemajuan, pendidikan menuntut siswa untuk mempunyai kompetensi dalam pembelajaran, fenomena ini akan menjadi lengkap apabila seorang guru juga memiliki kompetensi, sebagai bekal di dalam mengajarkan pengetahuan dan memberikan kompetensi kepada siswa di sekolah.

Menurut Endang Komara, kompetensi yang harus dimiliki oleh guru meliputi 3 hal, yaitu: 1). Kompetensi Pribadi, 2). Kompetensi Profesional, 3). Kompetensi Sosial Kemasyarakatan.

Kompetensi Pribadi

Merupaka kompetensi yang berhubungan dengan kepribadiannya, karena ia dianggap sebagai panutan atau “public figure” baik di sekolah atau di masyarakat, untuk itu ia harus menjaga kehormatan , kepribadian dan moralnya, selain itu ia harus mempunyai kemampuan yang berhubungan dengan perkembangan kepribadiannya, diantaranya:

  1. Taat kepada agamanya.
  2. Jujur dan dapat dipercaya.
  3. Komitmen terhadap ilmu dan pembelajaran
  4. Dapat beradaptasi dengan pengetahuan baru.
  5. Mempunyai moral yang baik.
  6. Terbuka dalam menghadapi perkembangan dan kritikan.

Kompetensi Profesional

Merupakan kompetensi penting yang berhubungan dengan hal – hal keguruan. Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan berikut :

  1. Mengetahui landasan pendidikan seperti mengetahui tujuan pendidikan ( tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran).
  2. Paham tentang psikologi pendidikan.
  3. Paham tentang mata pelajaran yang diajarkan.
  4. Mampu mengaplikasikan metode – metode pembelajaran dan strateginya.
  5. Mampu merancang dan memanfaatkan media pembelajaran.
  6. Mampu melaksanakan evaluasi pembelajaran, serta hal – hal lain yang terkait dengan kependidikan dan pengajaran.

Kompetensi Sosial-Kemasyarakatan

Merupakan kemampuan yang berhubungan dengan peran guru di dalam masyarakat sebagai makhluk sosial. Kemampuan ini meliputi :

  1. Mampu berhubungan / berinteraksi dengan orang lain.
  2. Mampu mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan.
  3. Kemampuan untuk menjalin kerjasama dengan masyarakat baik individual atau kelompok.( oleh: Hilmi Qosim Mubah. http ://hilmas.blogspot.com//)