Senin, 31 Maret 2008

ILMU ALAMIAH DASAR

PENDAHULUAN
Manusia sebagai makhluk hidup yang berakal budi mempunyai rasa ingin tahu rahasia alam dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman, tetapi sering tidak dapat menjawab masalah dan tidak memuaskan. Pada manusia kuno, untuk memuaskan diri mereka terhadap rahasia alam, mereka membuat jawaban tersendiri atas fenomena alam yang terjadi di sekitar mereka, misalnya ketika gunung meletus, mereka mencoba menjawab dengan mengatakan Yang Maha Kuasa marah.

Dari jawaban yang demikian, muncul sebuah pengetahuan yang disebut pengetahuan Yang Kuasa. Dengan menggunakan logika muncullah pengetahuan Yang Berkuasa pada lautan, hutan dan lain – lain. Pengetahuan baru tersebut merupakan kombinasi antara pengalaman – pengalaman dan kepercayaan yang selanjutnya disebut sebagai mitos.

Dengan panca inderanya tersebut, manusia memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan, termasuk gejala di alam semesta ini. Pengalaman itu akan berakumulasi karena manusia mempunyai rasa ingin tahu terhadap segala yang ada di alam semesta, pengalaman merupakan salah satu sarana terbentuknya pengetahuan. Pengalaman itu akan bertambah selama manusia ada di muka bumi ini dan akan mewariskannya kepada generasi berikutnya, sehingga terjadilah kemajuan ilmu pengetahuan untuk memenuhi kepusan diri terhadap fenomena – fenomena alam dengan metode ilmiah yang kemudian muncullah ilmu alamiah.


PEMBAHASAN

A. Pengantar

Dalam usaha membentuk manusia lulusan perguruan tinggi yang ahli dalam bidangnya serta berkembang pula segi – segi lainnya, maka bagi mahasiswa kelompok ilmu – ilmu sosial dan ilmu budaya diwajibkan mengambil mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Pada tahun 1972, mata kuliah ini masih dinamakan general science (Hari Purnama, 2003 : 1)

Isi mata kuliah merupakan kumpulan ilmu alam secara umum, sejak tahun 1983 diganti namanya menjadi Ilmu Alamiah Dasar yang wajib diikuti oleh para mahasiswa non – eksakta di berbagai akademi dan perguruan tinggi. Ilmu Almiah Dasar bukanlah suatu ilmu tersendiri melainkan merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep – konsep dasar dalam bidang ilmu pengetahuan alam (IPA) dan teknologi.

B. Pengertian Ilmu Alamiah Dasar

Manusia dikaruniai oleh Allah berupa panca indera yang dapat menerima stimulus dari alam sekitar, dan dengan akalnya manusia dapat memberikan respon terhadap gejala – gejala alam yang menjadi suatu pengalaman.

Karena manusia mempunyai rasa ingin tahu atau kuriositas terhadap segala yang ada di alam ini, maka dengan pengalaman itu ia mengembangkan metode – metode berfikir dari masa – kemasa berikutnya sehingga pengalaman itu berakumulasi dari zaman ke zaman berikutnya.


Pengalaman merupakan salah satu terbentuknya pengetahuan, yakni kumpulan fakta – fakta. Pengalaman itu akan bertambah terus selama manusia ada di muka bumi ini dan mewariskan pengetahuan itu kepada generasi berikutnya, pertambahan pengetahuan (knowledge) seperti yang dikemukakan didorong oleh:

1. Dorongan untuk memuaskan diri, yang bersifat non praktis atau teoris guna memenuhi kuriositas dan memahami tentang hakikat alam semesta dan isinya.
2. Dorongan praktis, yang memanfaatkan pengetahuan pengetahuan itu untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi.(Maskoeri Jasin, 1998: 9)

Kedua dorongan itu menumbuhkan kemajuan ilmu pengetahuan, dorongan pertama menuju ke ilmu pengetahuan murni (pure science) sedang dorongan kedua menuju ke ilmu pengetahuan terapan (applied science).


Ilmu Alamiah merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis artinya kegiatan manusia yang tiada hentinya dari hasil percobaan akan menghasilkan konsep, selanjutnya dari konsep itu mendorong melakukan percobaan berikutnya dan seterusnya.(Maskoeri Jasin, 1998: 10)


Ilmu alamiah atau seing disebut Ilmu Pengetahua Alam (IPA) atau ilmu kealaman (Natural Science) dan lazim digunakan dengan nama sains di dalam bahasa Indonesia.


Ilmu Alamiah merupakan Ilmu Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala – gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini. Sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) hanya mengkaji konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang esensial saja.(Maskoeri Jasin, 1998: 1)


Dari beberapa uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) tidak hanya mengkaji gejala – gejala alam yang terjadi namun ia juga mengkaji proses – proses alami yang ada di alam termasuk dalam diri manusia sebagai bagian dari alam semesta. Jadi Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji konsep – konsep dan prinsip – prinsip dasar yang esensial terhadap gejala – gejala alam termasuk manusia itu sendiri sebagai bagian dari alam dan segala yang ada di bumi ini.


C. Tujuan Ilmu Alamiah Dasar

Bagi seorang mahasiswa sebagai ”The Agent of Change” ia dituntut untuk memiliki cakrawala pandang yang luas baik dalam bidang sosial terutama dalam bidang ilmu pengetahuan alam, karena dilingkungan sosialnya ia juga menempati lingkungan alam dan ia akan menemui persoalan pengetahuan alam yang memerlukan penalaran secara komprehensip sehingga ia diharapkan dapat peka, cepat tanggap dan dapat mengambil tindakan yang tepat terhadap permasalahan alam yang ada serta bertanggungjawab terhadap berbagai masalah sosial dan budaya yang ada di masyarakat.


Dengan demikian, tujuan pengajaran Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) adalah : (Hari Purnama, 2003: 3 – 4)

1) Memperkenalkan konsep –konsep dasar dalam IPA.
2) Memberikan wawasan pengetahuan, pengertian dan apresiasi terhadap objek dan cara pemikiran serta cara – cara pendekatan alam IPA dan teknologi.
3) Memberikan bekal untuk memanfatkan bahan dan cara pemikiran, cara – cara pendekatan dan hasil – hasil dalam IPA dan teknologi.
4) Mengembangkan interaksi yang selaras dan displin ilmu aksakta dan non – eksakta.

Disamping tujuan yang telah dikemukakan, Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) mempunyai fungsi antara lain : ([Hari Purnama, 2003: 4] atau [H. Abu Ahmad & A. Supatmo, 1998: vi])

1)Mengembangkan apresiasi IPA dan teknologi kepada mahasiswa non – eksakta.
2)Mendorong dan mengembangkan kemanfaatan Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) pada perkembangan diri, ilmu dan profesi pada mahasiswa non – eksakta.

D. Ruang Lingkup Ilmu Alamiah Dasar

Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) merupakan ilmu pengetahuan alam yang mengkaji prinsip esensial saja, sehingga ruang lingkup Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) secara garis besar meliputi:

1. Fisika (Physics)

Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari benda tidak hidup atau mati dari aspek wujud dengan perubahan – perubahan yang bersifat sementara. Fisika secara klasik dibagi dalam mekanika, panas, bunyi, cahaya, gelombang, listrik, magnit dan teknik mekanik, teknik sipil, teknik listrik dan termasuk dalam lingkup besar ilmu bumi dan antariksa.

2. Kimia (Chemistry)

Suatu ilmu pngetahuan yang mempelajari benda hidup dan tidak hidup dari aspek susunan materi dan perubahan – perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara gari besar dibagi menjadi kimia anorganik dan kimia organik. Kedua bagian itu pada dasarnya membahas dasar keseluruhan, kemudian diikuti dengan analisis kualitatif dan kuantittif.

3. Biologi (Biological Science)

Ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan gejala – gejalanya. Biologi dibagi atas cabang – cabang antara lain :
a. Botani
Adalah suatu cabang biologi yang mempelajari tentang seluk – beluk tentang tumbuhan.
b. Zoologi
Adalah suatu cabang biologi yang mempelajari tentang hewan.
c. Morfologi
Adalah suatu studi tentang struktur luar atau bentuk luar makhluk hidup.
d. Anatomi
Adalah suatu studi tentang struktur – dalam atau bentuk – dalam makhluk hidup.
e. Fisiologi
Adalah suatu studi tentang fungsi atau faal bagian tubuh atau organ makhluk hidup.
f. Sitologi
Adalah suatu studi tentang sel secara mendalam meliputi struktur molekuler dan dan lain – lain.

Menurut Abdullah Aly dan Eny Rahma dalam bukunya Ilmu Alamiah Dasar bahwa ruang lingkup IAD adalah sbb:
1) Alam semesta dan tata surya.
2) Bumi
3) Asal mula kehidupan bumi.

Sedangkan H. Abu Ahmadi dan A. Supatmo mengelompokkan ruang lingkup IAD ke dalam lima pokok bahasan yaitu:
1) Kelahiran alam semesta.
2) Masalah tata surya.
3) Bumi
4) Asal mula kehidupan di bumi.
5) Perkembangan variabilitas makhluk hidup.

PENUTUP

Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) merupakan kajian tentang konsep dan prinsip dasar gejala – gejala alam termasuk manusia sebagai bagian dari alam semesta serta segala sesuatu yang ada di bumi.

Tujuan dan fungsi dari Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) secara umum adalah memberi wawasan kepada mahasiswa tentang konsep – konsep alam agar ia dapat peka dan tanggap terhadap masalah – masalah alam yang ada di sekitarnya serta dapat bertanggungjawab terhadap berbagai masalah alam di dalam masyarakat sebagai the agent of change (Agen Perubahan).


Ilmu Alamiah Dasar (Basic Natural Science) meliputi ilmu – ilmu kealaman seperti fisika, kimia dan biologi beserta cabang – cabangnya serta implikasi dan pengaruhnya terhadap masyarakat baik secara fisik maupun psikis dalam hubungannya dengan keagamaan fitrah manusia sebagai makhluk yang berakal.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu dan A. Supatmo. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. 1998.
Aly, Abdullah dan Eny Rahma. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Bumi Aksara. 1996.
Jasin, Maskoeri. Ilmu Alamiah Dasar; Untuk Perguruan Tinggi Non Eksakta dan Umum, Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1998.
Purnama, Hari. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.





Minggu, 09 Maret 2008

PEMBERDAYAAN KADER DALAM ORGANISASI

Dalam suatu organisasi, kader merupakan kebutuhan utama untuk menjalankan tugas keorganisasian. Pun dalam suatu struktur kepengurusan organisasi, tidak ada yang dapat mengisinya kecuali kader yang bersangkutan. Organisasi tidak pula dapat luput dari suatu tujuan yang akan dicapai untuk megukur keberhasilannya. Oleh karena itu kader-kader yang akan menjadi potensi suatu organisasi harus mampu membangun pola pikir dan sinergitas tinggi demi kemajuan dan pencapaian tujuan organisasi yang sesuai dengan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga nya ( AD / ART ).

Salah satu pemberdayaan kader dalam organisasi adalah sinergisitas kader dalam berpola pikir. Ini menyangkut hal – hal penataan kembali ( daur ulang ) fungsi kader dan paradigma kebelakang mengacu pada anggaran dasar / anggaran rumah tangganya. Untuk menata kembali pola pikir dan fungsi kader dalam organisasi. Kita dapat mengutip konsep Peter Drucker tentang “Peninggalan Terencana”nya, meskipun konsep ini awalnya berada atau bahkan dipakai dalam konteks perekonomian, namun hal ini tidak menutup kemungkinan dapat diterapkan dalam organisasi baik sosial-kemasyarakatan ataupun keagamaan.

Langkah Pertama konsep Peter Drucker adalah “Menolak kebijakan praktik dan produk organisasi yang telah usang”. Hal ini dapat kita interpretasikan bahwa semua hal, baik berupa kebijakan maupun produk suatu organisasi yang sudah tidak sesuai lagi dengan wacana dan konteks yang ada saat ini kita tinggalkan, namun tidak seluruhnya, karena barangkali masih sesuai dan dapat dipergunakan untuk mengembangkan suatu pola pikir kader, atau bahkan akan menjadi acuan dasar untuk mengembangkan kemajuan organisasi.

Menurut Peter Drucker, langkah pertama ini melibatkan pengkajian ulang misi organisasi, pelanggan, nilai pelanggan, hasil dan rencana – rencana guna mencapai tujuan organisasi. Untuk itu kita perlu memeriksa lagi, menilai tatanan organisasi, sasaran suatu kegiatan, mengkaji tujuan organisasi serta menganalisis kedepan tujuan itu, dan mengabaikan apa yang telah menjadi usang, tidak sesuai dengan perkembangan jaman serta tidak tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Langkah kedua adalah “Mempelajari kembali kekuatan kebutuhan, dan pendekatan kepemimpinan organisasi ; pengalokasian dan pengembangan sumber daya manusianya ; pengomunikasian misi dan nilai – nilainya ; dan keragamannya”.

Untuk merebut perubahan masa depan, diperlukan penciptaan keterpaduan pola pikir dengan mempelajari gejala – gejala yang ada, yang dapat membuat organisasi maju dengan kekuatannya, peluang – peluang, potensi kader dalam analisis suatu problem, arus komunikasi kader baik intern organusasi maupun ekstern dengan pihak lain.

Langkah ketiga adalah “Introspeksi dan perencanaan untuk pengembangan pribadi. Dengan menyelaraskan rencana masa depan organisasi dengan rencana kepemimpinannya dan rencana – rencana pribadi kita sendiri, kita akan menjadi lebih terpadu dan inofatif ”.

Diperlukan evaluasi serta introspeksi diri agar dapat mengembangkan kepribadian serta secara fokus dan sungguh – sungguh dalam memikirkan, berkomitmen dan memegang amanat organisasi, namun tidak meninggalkan kepentingan diri, sehingga ia dapat maju bersama organisasi serta dapat berinofasi untuk kemajuan organisasi, serta menumbuhkan nilai keyakinan diri yang sama dengan organisasinya.

Akhirnya, cita – cita perubahan menuju ke arah yang lebih baik tergantung pada diri pribadi kita sebagai kader suatu organisasi, tidak hanya bermimpi untuk maju dan berubah namun tidak ada usaha, sinergi / keterpaduan pola pikir, solidaritas antar anggota serta komunikasi yang baik antar intern ataupun ekstern organisasi.